Tuesday, November 8, 2016

Makalah Jembatan Wheatstone

1.1         Latar Belakang Masalah
Dalam umumnya Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol (0). Kalau tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan tersebut. (Suryatmo, 1986).
Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone. (Pratama, 2010)
1.2   Tujuan Penyususan Makalah
Maksud dari praktikum fisika dasar tentang Jembatan Wheatstone adalah agar para praktikan mengetahui bagaimana cara merancang rangkaian Jembatan Wheatstone dengan baik dan benar, serta dapat mengetahui bagian-bagian Jembatan Wheatstone.
Tujuan dari praktikum fisika dasar tentang Jembatan Wheatstone adalah agar dapat menentukan tahanan suatu penghantar/ besarnya suatu hambatan dengan rangkaian Jembatan Wheatstone, serta dapat mengetahui bagian-bagian Jembatan Wheatstone.
1.3   Metode Penulisan
Penulisan makalah ini penulis susun melalui prosedur studi pustaka, dimana informasi yang ada diperoleh dari berbagai macam sumber, baik itu media cetak (buku-buku) maupun media elektronik (internet).  Semua informasi dan gagasan yang telah diperoleh dalam makalah ini, kami gabungkan menjadi satu kesatuan yang tersusun secara sistematis dan objektif berdasarkan metode penulisan yang telah ditetapkan, dengan demikian tersusunlah makalah ini yang mampu menjelaskan tentang penerapan hukum Instrumentasi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Landasan Teori
            Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada 1833 dan meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer. Jembatan Wheatstone adalah suatu alat pengukur, alat ini dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kartsluiting dan sebagainya. Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur
Metode Jembatan Wheatstone adalah susunan komponen-komponen elektronika yang berupa resistor dan catu daya seperti tampak pada gambar berikut:
Hasil kali antara hambatan hambatan berhadapan yang satu akan sama dengan hasil kai hambatan hambatan berhadapan lainnya jika beda potensial antara c dan d bernilai nol. Persamaan R1x R3 = R2xR4 dapat diturunkan dengan menerapkan Hukum Kirchoff dalam rangkaian tersebut. Hambatan listrik suatu penghantar merupakan karakteristik dari suatu bahan penghantar tersebut yang mana adalah kemampuan dari penghantar itu untuk mengalirkan arus listrik, yang secara matematis dapat dituliskan:
R = p. (L/A)
Dimana:
           R : Hambatan listrik suatu penghantar (Ω)
ρ : Resitivitas atau hambatan jenis (Ω. m)
L : Panjang penghantar (m)
            A : Luas penghantar ( m²)
2.2. Hukum dasar rangkaian listrik yang berhubungan dengan jembatan wheatstone:
  1.  Hukum Ohm

Hukum Ohm menyatakan “Jika suatu arus listrik melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut adalah sebanding-larus dengan tegangan listrik yang terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi”. Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan dari Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit Investigated Mathematically pada tahun 1827.
Hukum Ohm :
  • Tegangan dinyatakan dengan nilai volt, disimbolkan E dan V.
  • Arus dinyatakan dengan Ampere, disimbolkan I
  • Hambatan dinyatakan dengan Ohm, disimbolkan R.

Jika luas penampang A yang diperhatikan cukup kecil dan tegak lurus kearah J (misalnya panjang konduktor besar sekali dibanding dengan luas penampangnya), maka J dapat dianggap sama pada seluruh bagian penampang hingga I = J . A maka untuk beda potensial berlaku ΔV = ∫E . dl dan juga integrasi diambil sepanjang suatu garis gaya ΔV = ∫E . dl. Terlihat bahwa faKtor yang berupa integrasi hanya tergantung dari konduktornya dan merupakan sifat khusus konduktornya dan biasa disebut sebagai tahanan (R) atau resistansinya. Dapat dituliskan V = I .
Rumus Hukum Ohm
Secara matematis, hukum Ohm ini dituliskan
V = I.R
atau
I = V / R
Dimana:
I  = arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)
V = tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (Volt)
R = hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar (Ohm)
     2.3  Pengertian Galvanometer
        Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk deteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat itu kerjanya tergantung pada momen yang berlaku pada kumparan ketika berada dalam di dalam medan magnet. Bentuk mula-mula dari galvanometer adalah seperti alat yang dipakai Oersted yaitu jarum kompas yang diletakkan dibawah kawat yang dialiri arus yang akan diukur. Kawat dan jarum diantara keduanya mengarah utara-selatan apabila tidak ada arus di dalam kawat. Kepekaan galvanometer semacam ini bertambah apabila kawat itu dililitkan menjadi kumparan dalam bidang vertical dengan jarum kompas ditengahnya. Dan instrument semacam ini dibuat oleh Lord Kelvin pada tahun 1890, yang tingkat kepekaanya jarang sekali dilampaui oleh alat-alat yang ada pada waktu ini.
      2.4.Prinsip Kerja Jembatan Wheatstone
  •    Hubungan antara resitivitas dan hambatan, yang berarti setiap penghantar memiliki besar hambatan tertentu. Dan juga menentukan hambatan sebagai fungsi dari perubahan suhu.
  •      Hukum Ohm yang menjelaskan tentang hubungan antara hambatan, tegangan dan arus listrik. Yang mana besar arus yang mengalir pada galvanometer diakibatkan oleh adanya suatu hambatan.
  •     Hukum Kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hukum ini menjelaskan jembatan dalam keadaan seimbang karena besar arus pada ke-2 ujung galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan

   2.5  Aplikasi Jembatan Wheatstone
Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar di dalam strain gauge.  Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain gauge. Seperti kita ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan dimensi dari material tersebut sesuai dengan sifat2 elastisitas benda. Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan perubahan hambatan listrik, ingat persamaan R = ρ.L/A. Perubahan hambatan ini sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik beserta jembatan Wheatstonenya sudah ada di dalam strain gauge.

      2.6.  Kelebihan Jembatan Wheatstone
Dapat mengukur perubahan hambatan yang sangat kecil pada penghantar.
Contoh aplikasi : strain gauge, yang digunakan untuk mengukur regangan material (baja atau beton) didasarkan pada perubahan kecil penghantar yang berdeformasi akibat gaya eksperimen. Perubahan kecil dimensi penampang dihitung dari peribahan hambatan pada rangkaian jembatan wheatstone yang dihubungkan sensor ke alat pencatat data logger untuk setiap transducer.

    2.7   Manfaat Jembatan Wheatstone di bidang Perikanan
Perancangan dan pembuatan perhitungan ikan secara otomatis diciptakan alat-alat yang bertujuan untuk mempermudah tugas manusia dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam bidang perikanan perlu diciptakan suatu alat yang dapat menmggantikan tugas manusia untuk menghitung jumlah ikan-ikan saat beri makan ikan-ikan, akan menjaga jumlah ikan-ikan dalam jumlah banyak sehingga tugas manusia dapat digantikan oleh alat ini juga dapat mempercepat proses perhitungan ikan otomatis ini dapat dihitung jumlah ikan dalam jumlah banyak, dalam waktu yang relatif cepat..Kawat mikron  sebagai media stabilitas arus listrik (hambatannya konstan)

   2.8 Kesalahan Dalam Jembatan wheatstone
  • Sensitivitas detektor nol yang tidak cukup
  •  Perubahan tahanan lengan-lengan jembatan karena efek pemanasan arus melalui tahanan-tahanan tersebut. Efek pemanasan (I2R) dari arus-arus lengan jembatan dapat mengubah tahanan yang diukur. Kenaikan temperatur bukan hanya mempengaruhi tahanan selama pegukuran yang sebenarnya, tetapi arus yang berlebihan dapat mengakibatkan perubahan yang permanen bagi nilai tahanan. Hal ini tidak boleh terjadi, karena pengukuran-pengukuran selanjutnya akan menjadi salah karena itu disipasi daya dalam lengan-lengan jembatan harus dihitung sebelumnya sehingga arus dapat dibatasi pada nilai yang aman.
  • GGL termal dalam rangkaian jembatan atau rangkaian galvanometer dapat juga mengakibatkan masalah sewaktu mengukur tahanan-tahanan rendah. Untuk mencegah ggl termal, kadang-kadang galvanometer yang lebih sensitif dilengkapi dengan sistem kumparan tembaga dari sistem suspensi tembaga yakni untuk mencegah pemilikan logam-logam yang tidak sama yang saling kontak satu sama lain dan untuk mencegah terjadinya ggl termal. 
  • Kesalahan-kesalahan karena tahanan kawat sambung dan kontak-kontak luar memegang peranan dalam pengukuran nilai-nilai tahanan yang sangat rendah.

Untuk menentukan apakah galvanometer mempunyai sensitivitas yang diperlukan untuk mendeteksi kondisi setimbang atau tidak, arus galvanometer perlu ditentukan. Galvanometer-galvanometer yang berbeda bukan hanya memerlukan arus satu per satuan defleksi yang berbeda (sensivitas arus), tetapi juga dapat mempunyai tahanan dalam yang berbeda. Adalah tidak mungkin mengatakan tanpa menghitung sebelumnya, galvanometer mana yang akan membuat rangkaian jembatan lebih sensitif terhadap suatu kondisi tidak setimbang. Sensitivitas ini dapat ditentukan dengan memecahkan “persoalan” rangkaian jembatan pada ketidaksetimbangan yang kecil. Pendekatan ini didekati dengan mengubah jembatan Wheatstone menjadi rangkaian Thevenin.
2.9 Metodologi Percobaan
Gambar Rangkaian
Ket:
- Ps      :  Power supply
- RS     :  Hambatan yang telah diketahui nilainya
- 6        :  Galvanometer
- Rx     :  Hambatan yang akan ditentukan nilainya

Alat dan Fungsi
  •         Rangkaian jembatan wheatstone jenis kawat geser untuk menentukan nilai suatu hambatan (L1 dan L2)
  •        Power supply -->  untuk mengubah arus AC bolak-balik menjadi arus DC (searah)
  •        Galvanometer --> untuk mendeteksi arus listrik kecil yang mengalir 
  •           RS (Resistor standart) -->tahanan standart yang telah diketahui nilainya (10Ω, 12 Ω, 15 Ω, 33 Ω, 47 Ω)  
  •       RX (Resistor Variable)--> (tahanan yang akan ditentukan besarannya) untuk sebagai resistor yang akan dicari nilainya
  •       Kabel penghubung --> untuk menghubungkan arus listrik yang mengalir
  •        Kontak geser--> untuk memutuskan atau mengalirkan arus listrik (saklar)
  •        Kawat mikron --> sebagai media stabilitas arus listrik (hambatannya konstan)  
Skema Kerja
BAB III
PENUTUP
       3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dalam praktikum ini adalah: 
  • Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan dari suatu komponen elektronik               (misalnya resistor) dengan arus yang melewatinya.
  • Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut R = v/t
  • Data perhitungan polariotas A dan polaritas B adalah Rs 10Ω (L1 dan L2=15,5 dan 84,5),          Rs 12 Ω (L1 dan L2=41,7 dan 58,3), Rs 15Ω (L1=0,5 dan L2=99,5). Pada polaritas A, dan          pada polaritas B adalah Rs 10Ω (L1=13 dan L2=87), Rs 12 Ω (L1 dan L2=30 dan 70, Rs            47Ω (L1=4 dan L2=96)
  • Data perhitungan Rx polaritas A&B= Rs 10Ω (RxA=54,52 dan RxB=66,92). RS 12Ω                (RxA=16,78 dan RxB=28), RS 15Ω (RxA=2985 dan RxB=27,86). RS 33Ω (RxA=474,6              dan RxB=1067) dan RS 47Ω (RxA=47 dan RxB=1128). Rata-rata RxA=706,18 dan                     RxB=463,56.
  • Data perhitungan ralat mutlak polaritas A SXA=573,6, polaritas B SXB=259,1. Ralat              nisbi pada polaritas A dan B, IA=80% dan IB=60%. Keseksamaan KA=20% dan KB=40%.
  • Resistor adalah suatu komponen dengan bahan konduktor yang dibuat sedemikian                       sehingga mempunyai hambatan tertentu
  •  Galvanometer adalah alat ukur yang memiliki kepekaan tinggi oleh karena itu                              galvanometer dipakai pengukuran dengan tegangan kecil.


3.2  Saran
Dengan adanya praktikum fisika dasar tentang jembatan wheatstone sebaiknya pada praktikan untuk lebih sabar dalam mengukur rangkaian jembatan wheatstone agar mendapatkan hasil yang maksimal, praktikan lebih berhati-hati dalam menggunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Bueche, Fredick J. dan Eugene Hecht. 2006. Fisika Universitas. Jakarta :
Erlangga.
Flink, R.J dan O.G Brink. 1984. Dasar-dasar Ilmu Instrumen. Jakarta : Binacipta.
Lister, Eugene C. 1993. Mesin dan Rangkaian Listrik. Jakarta : Erlangga.
Mars. 2010. Jembatan Wheatstone. http://marausna.wordpress.com/. Diakses pada
tanggal 8 Maret 2015 pukul 17.40 WIB.
Petra. 2010. http://deweypetra.ac.id. Diakses pada tanggal 16 November 2010
pukul 16.40 WIB.
Pratama, Luffi. 2009. http://sebuahnamauntukcinta.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 8 maret 2015 pukul 17.15 WIB.
Suryatmo, F. 1986. Teknik Listrik Pengukuran. Jakarta : Bina aksara.
Van der wol, G. 1985. Rangkaian Eletro Teknik. Jakarta : Erlangga.
Wikipedia. 2010. Hambatan Listrik. http://id.wikipedia.org.com/wiki/hambatan-listrik. Diakses pada tanggal 8 Maret 2015 pukul 17.37 WIB.



Yuk Buka link youtube saya..
jangan lupa di subcribes yah..Klik link dibawah ini...

Alfandy Gulo



1 comment:

Copyright © 2009 Blog Materi Belajar All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.