Thursday, April 6, 2017

MAKALAH KETIADAKPASTIAN HEISENBERG

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Prinsip ketidakpastian Heisenberg memperkenalkan suatu hubungan timbal   balik antara posisi dan momentum. Jika nilai posisi elektron diketahui dengan tingkat akurasi yang tinggi, maka nilai momentum elektron elektron akan tidak pasti, dan sebaliknya. Menurut de Broglie suatu partikel yang memiliki momentum p jika dipandang sebagai gelombang, mempunyai panjang gelombang. Panjang gelombang ini disebut panjang gelombang de Broglie. Karena itu, panjang gelombang de Broglie berbanding terbalik dengan massa dan laju partikel.

Sifat partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya. Pertikel yang bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Kilat akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk suara.

              Teori Fisika Utama teori mekanika klasik dapat menjelaskan pergerakan benda dengan tepat, asalkan benda ini lebih besar daripada atom dan bergerak dengan kecepatan jauh lebih lambat daripada kecepatan cahaya. Teori-teori ini masih terus diteliti; contohnya, aspek mengagumkan dari mekanika klasik yang dikenal sebagai teori chaos ditemukan pada abad kedua puluh, tiga abad setelah dirumuskan oleh Isaac Newton. Namun, hanya sedikit fisikawan yang menganggap teori-teori dasar ini menyimpang. Oleh karena itu, teori-teori tersebut digunakan sebagai dasar penelitian menuju topik yang lebih khusus, dan semua pelaku fisika, apa pun spesialisasinya, diharapkan memahami teori-teori tersebut.

B.  Rumusan Masalah
1.    Bagaimana Sejarah Prinsip Ketidakpastian Heisenberg ?
2.    Bagaimana Prinsip Ketidakpastian Heisenberg?
3.    Bagaimana Sejarah Hipotesis De Broglie ?
4.    Bagaimana  Prinsip Hipotesis De Broglie ?

C.  Tujuan
1.       Mengetahui Bagaimana Sejarah Prinsip Ketidakpastian Heisenberg
2.       Mengetahui Bagaimana Prinsip Ketidakpastian Heisenberg
3.       Mengetahui Bagaimana Sejarah Hipotesis De Broglie
4.    Mengetahui Bagaimana  Hipotesis De Broglie

Wednesday, April 5, 2017

DIAGRAM LISTRIK INDUSTRI (INSTRUMENTASI INDUSTRI)

DIAGRAM LISTRIK INDUSTRI
Instrumentasi industri
Instrumentasi adalah ilmu pengetahuan tentang pengukuran dan kendali otomatis. Aplikasi dari ilmu pengetahuan ini banyak pada riset modern, industri, dan kehidupan sehari-hari. Dalam industri ada beberapa diagram listrik yang diperlukan. Diagram tersebut antara lain :
a.       Simbol-simbol listrik
b.      Diagram tangga
c.       Diagram pengawatan
d.      Garis tunggal dan diagram blok

a.      Simbol-simbol listrik
Simbol listrik dan simbol elektronik diperlukan ketika menggambar sebuah sistem rangkain listrik dan rangkaian elektronik. Dengan menggunakan simbol-simbol tersebut, skema rangkaian akan mudah dibuat dan mudah dipahami sehingga proses perakitan pun akan lebih mudah. Di bawah ini adalah beberapa simbol komponen listrik dan komponen elektronika. Seorang instalatir listrik / electrician akan membaca skema rangkaian listrik sebelum proses pemasangan demikian juga dengan teknisi elektronik. Disamping itu penerapan simbol listrik dan simbol elektronik dapat membantu penelusuran ketika perbaikan.

Alat Pengendali Industri (Mata Kuliah Instrumentasi Industri)

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah
Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan perindustriannya dapat ditinjau dari beberapa hal, seperti besarnyaprofit yang diperoleh dari hasil produksi, jumlah produksi yang stabil atau semakin meningkat yang berarti menunjukkan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang dihasilkan, produktivitas yang optimal dari para pekerja yang menandakan kepuasan karena adanya proses timbal balik yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan pekerja, keamanan pekerja dan proses produksi yang terkendali. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, hal penting yang harus diperhatikan adalah sistem kerja ataupun sistem produksi dari perusahaan. Oleh karena itu diperlukan suatu perancangan sistem kerja dan produksi yang dapat mendukung keefektifan dan keefisienan dalam pelaksanaan proses produksi, sehingga dapat dicapai hasil yang optimal dan berkesinambungan sehingga dapat meningkatkan provit perusahaan tersebut.
Era modernisasi ikut berimbas terhadap modernisasi alat baik di industri kecil maupun di industri besar. Peralatan di sebuah industri yang dulunya digerakkan manual oleh manusia kini mulai terotomatisasi yakni dikendalikan secara otomatis oleh mesin itu sendiri. Proses otomatisasi mesin dikenal dengan istilah sistem kontrol atau ada juga yang menyebut sistem pengendalian. Pentinganya mempelajari sistem pengendalian ini erat kaitannya dengan mengefisiensikan dan mengoptimalkan kerja mesin agar mampu kita atur sesuai dengan apa yang kita harapkan
1.2  Rumusan Masalah
a)      Apa yang dimaksud dengan Alat Pengendali?
b)      Apa saja jenis-jenis Alat pengendali
c)      Apa yang dimaksud dengan Sensor dan transduser
d)     Apa saja jenis-jenis Sensor dan Transduser?

1.3  Tujuan
a)      mengetahui apa yang dimaksud Alat pengendali
b)      mengetahui jenis-jenis Alat pengendali
c)      mengetahui apa yang dimaksud dengan Sensor dan transduser
d)     mengetahui jenis-jenis Sensor dan Transduser

1.4 Manfaat
      Makalah ini diharapkan dapat berguna bagi:
              a)      Penulis, sebagai salah satu sarana untuk melatih kemampuan dalam menganalisis                                  berdasarkan data dan fakta yang tersedia.
              b)      Pembaca, makalah ini dapat dijadikan acuan dalam memahami bagaimana yang dimaksud                    dengan Alat Pengendali Industri

Makalah Rangkaian Counter Up/Down (Pencacah Naik/Turun)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hampir setiap sistem digital kompleks berisi beberapa pencacah. Fungsi pencacah merupakan salah satu dan pencacahan kejadian atau periode waktu atau menempatkan kejadian secara berurutan.Flip- flop merupakan alat yang dapat dirangkaikan satu sama lain untuk membentuk rangkaian yang dapat mencacah. Oleh karena penggunaan pencacah sangat luas, maka sekarang telah dibuat pencacah yang terakit dalam bentuk IC. Beberapa pencacah tersedia dalam bentuk TTL dan kelompok CMOS.
Elektronika digital merupakan hal ang sangat penting dalam dunia teknologi. Berbagai produk elektronika canggih saat ini dikembangkan menggunakan teknologi elektronika digital. Keberadaan dari elektronika dalam kehidupan sehari-sehari merupakan hal yang sudah tidak asing lagi. Tanpa kita sadari, hampir semua yang berkaitan dengan listrik pastinya berkaitan erat dengan bidang elektronik. Contohnya adalah waktu yang digunakan dalam mengatur lalu-lintas atau sering disebut sebagai pengatur jalan (Lampu merah). Lampu pengatur jalan ini merupakan salah satu contoh dari keberadaan instrument elektronik. Dimana lampu pengatur jalan tersebut dirancang sedemikian rupa dengan waktu (timer) yang di sesuaikan. Waktu (timer) yang digunakan dalam pengatur jalan-nya lalu lintas tersebut merupakan salah satu aplikasi dari counter (Pencacah). Pada makalah ini, penulis akan membahas tentang materi counter (pencacah) Up/Down  yang berkaitan dalam dunia elektronika.

1.2. Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan Counter Up / Down?
b.      Bagaimana system kerja dari Counter Up / Down?
c.       Bagaimana contoh rangkaian Counter Up / Down?
d.      Apa saja Aplikasi Counter Up dan Counter Down?

1.3. Tujuan
a.       Mengetahui bagaiamana yang dimaksud dengan Counter Up / Down
b.      Mengetahui bagaimana system kerja dari Counter Up/Down
c.       Mengetahui bagaimana salah satu contoh rangkaian Counter Up / Down

d.      Mengetahui aplikasi dari Rangkaian Counter Up / Down



BAB II
ISI
2.1. Pengertian Counter (Pencacah)
Rangkaian penghitung atau pencacah digital (Counter) merupakan rangkaian “clock” sekuensial yang hampir sama, yaitu terdiri dari gerbang flip-flop dan gerbang kombinasi dengan sistem sambungan umpan balik (feedback) adalah suatu istilah yang biasa digunakan pada elektronika digital dalam menghitung bilangan logika. Counter atau penghitung atau pencacah dalam bahasa kita, merupakan penghitung yang dimaksud dalam teknik digital merupakan bagian register yang terpenting, karena keberadaannya merupakan sebuah penentu awal dari kondisi sekuensial biner. Gerbang-gerbang logika di dalam counter dihubungkan pada masing-masing saluran untuk memproduksi penjelasan gambaran awal dari kondisi sekuensial biner. Oleh karena itu counter adalah merupakan register khusus, yang mempunyai kesamaan, maka yang membedakan hanya dalam pemberian nama saja.  
Counter secara teori maupun praktek, dalam melakukan penghitungan bias bersifat naik, dan turun (up-down counter), serta bisa di-reset sesuai dengan yang dikehendaki. Karena merupakan rangkaian yang komprehensif dengan komponen analog lain, maka jenis komponen IC digital yang digunakan adalah merupakan pengembangan dari komponen teknik digital pada pembelajaran elektronika dasar, artinya tidak lagi menggunakan IC Flip-flop dasar dalam menyusun rangkaian counter, tetapi lebih cenderung mengaplikasikan IC counter yang tersedia. Contoh IC counter jenis TTL dengan seri tipe 74LS90, 74LS92, dan IC tipe 74LS93. IC tipe seri 74LS90 merupakan IC yang berfungsi sebagai pengubah “BCD to Decimal”, 74LS92 berfungsi sebagai “BCD to Duodecimal”, dan 74LS93 merupakan IC yang berfungsi sebagai pengubah “BCD to Hexadecimal”. Sehingga dalam aplikasinya rangkaian counter yang akan dibangun dalam simulasi nantinya merupakan kombinasi komponen digital dengan komponen analog. dipenghitung naik dan penghitung turun (up-down counter), fungsi sistem reset, dan aplikasi sistem kontrol ON/OFF sederhana yang dikombinasikan  dengan rangkaian analog driver yang telah dipelajari pada semester sebelumnya. Di sini, peserta didik akan diajarkan aplikasi komponen elektronika pasif, komponen aktif, dan komponen digital terutama jenis TTL dan analog yang dijadikan satu unit kesatuan rangkaian yang komprehensif dalam aplikasi rangkaian sistem kontrol digital ON/OFF sederhana. Gambar berikut merepresentasikan blok diagram rangkaian counter digital. 

2.1.1. Jenis – Jenis Counter ( Pencacah )
   Ada dua jenis penghitung (counter), yaitu:
  1.              penghitung sinkron (synchronous counters)

        Penghitung asinkron sering disebut juga  sebagai penghitung deret (series counters) atau juga kadang-kadang disebut ripple counters. penghitung sinkron merupakan penghitung yang bagian input toggle atau clock yang lain adalah paralel, outputnya dikopelkan ke bagian input counter yang lain dengan didekoder, agar mencapai urutan penghitungyang sempurna.
b.      penghitungasinkron (asynchronous counters.
            2.     Penghitung asinkron sering disebut juga  sebagai penghitung deret (series counters) atau juga kadang-kadang disebut ripple counters.

Sedangkan menurut karakteristiknya suatu counter dibedakan berdasar :
  •             seberapa modulo dari counter (seberapa banyak dapat menghitung);
  •        sifatnya menghitung maju (up-counter) ataukan mundur (down-counter)
  •        dapat berjalan sendiri (free running), ataukah dapat berhenti sendiri (self-stopping).

2.1.2. Counter Up / Down
Kedua jenis pencacah ini merupakan salah satu dari jenis pencacah yang sifatnya menghitung/mencacah suatu bilangan. Counter Up merupakan suatu rangkaian terpadu yang dirancang untuk digunakan dalam mencacah suatu bilangan decimal secara maju, atau dari bilangan decimal terkecil ke nilai yang terbesar sesuai dengan perintah masukan yang dikehendaki. Sedangkan Counter Down merupakan kebalikan dari Counter Up, yaitu Sistim pencacah dari yang bilangan decimal terbesar menuju yang terkecil.

2.2. Sistem Kerja Rangkaian Counter Up / Down
         Suatu rangkaian pencacah terpadu pasti memiliki suatu system kerja. System kerja dari Counter up/Down sendiri adalah system yang mencacah atau menghitung suatu bilangan decimal. Dimana segala sesuatu nya di perintahkan oleh masukan yang diberikan. Selang waktu yang digunakan dalam mencacah setiap decimal yang diperintahkan dalam masukan di atur oleh IC Timer 555 (IC Clock). Keluaran yang diberikan dari rangkaian terpadu Counter Up/Down merupakan angka decimal yang telah di konversi dari bilangan biner. Dimana bilangan biner ini merupakan perintah keluaran yang diberikan oleh suatu IC flip-flop ayng digunakan dalam suatu rangkaian.
        Rangkaian Clock generator merupakan rangkaian pembangkit pulsa sebagai sumber pembangkit pulsa yang berfungsi sebagai detak jantung dari counter 4-bit blok berikutnya, tentunya IC counter  harus tersambung sumber catu daya (power supply) dc sebesar 5V untuk IC counter jenis TTL, dan 15V untuk IC counter jenis C-MOS.
     Jika counter sudah mendapatkan input pulsa clock dari clock generator, dan telah terhubung dengan power supply 5V dc, maka output IC counter akan menghitung naik terus sampai batas tertinggi sesuai dengan fungsi dari IC counter yang digunakan masing-masing. Tentu saja untuk dapat menghitung naik atau turun sampai batas tertentu atau sampai batas yang sesuai fungsi dari masing-masing jenis counter, ada persyaratan dan tabel fungsi reset dan aturan tabel fungsi kebenaran yang harus dilakukan, karena setiap industri pembuat IC counter tersebut selalu menyertakan buku manual berupa data sheet berupa tabel kebenaran, tabel fungsi reset, dan tabel diagram pulsa, serta spesifikasi data sebagai petunjuk teknis untuk kelengkapan perancangan rangkaian aplikasi dari setiap IC tersebut.

2.3. Contoh Rangkaian Counter Up/Down
            Dalam makalah ini penulis akan membuat suatu rangkaian counter up/down untuk menghitung suatu bilangan dari “0-999” dan dari “999-0”. Angka decimal dari “0-999” merupakan salah satu contoh yang akan digunakan untuk rangkaian Counter Up. Sedangkan angka decimal dari “999-0” merupakan salah satu contoh pencacah turun counter Down.
Adapun komponen-komponen utama yang digunakan dalam simulasi rangkaian counter Up/Down untuk mencacah bilangan “0-999” atau “999-0” yaitu, sebagai berikut :
  • IC Timer 555 (IC Clock)                               (1 Buah)
  • IC 74LS192                                                   (3 Buah)
  • IC 74LS48                                                     (3 Buah)
  • Seven Segment                                              (3 Buah)
  • Baterai 12 Volt                                               (1 Buah)
  • Software Proteus (Simulasi rangkaian) 
Spesifikasi Komponen yang digunakan :
  • IC Timer 555 (IC CLOCK)
IC timer merupakan rangkaian pembangkit pulsa sebagai sumber pembangkit pulsa yang berfungsi sebagai detak jantung dari counter 4-bit blok berikutnya, tentunya IC counter  harus tersambung sumber catu daya (power supply) dc sebesar 12V untuk IC counter.


  • Sevent Segment
seven segment merupakan display ang menampilkan angka decimal 0-9 Seven segment ini digunakan dalam rangkaian counter, untuk menampilkan keluaran hasil konversi bilangan biner ke bilangan decimal. Dalam rangkaian ini. Seven segment yang digunakan adalah seven segmen tipe common cathode.
Tipe seven segmen ini merupakan suatu tipe dimana kaki katodanya akan terhubung pada semua kaki seven segmen menjadi satu pin yang terhubung. Dan kaki anoda akan menjadi input pada setiap pin yang terhubung di kaki katoda.
Prinsip Kerja dari seven segment yang digunakan, yaitu :
  • input biner pada switch dikonversikan masuk ke dalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi bilangan biner tersebut menjadi decimal, yang nantinya akan ditampilkan pada seven segment.
  • Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan beberapa karakter tertentu melalui kombinasi aktif sebuah decoder( mengubah/ mengkoversi input bilangan biner menjadi decimal)

·         IC 74LS192
IC ini merupakan IC yang mengkonversi bilangan biner 4-bit. Bilangan biner ini akan di proses pada IC flip selanjutnya agar mempunyai nilai keluaran pada seven segment common cathoda.
·         IC 74LS48
IC ini digunakan dalam rangkaian Counter Up/Down sebagai penerjemah bilangan biner dari IC sebelumnya. Hasil yang diterjemahkan ini akan diubah dalam bentuk bilangan decimal yang di baca pada keluaran seven segment cathode.



2.4. Simulasi Rangkaian Counter Up/Down
Gambar simulasi rangkaian Counter UP (pencacah 0-999)
Menggunakan Software Proteus

Gambar simulasi rangkaian Counter Down (pencacah 999-0)
Menggunakan Software Proteus

    Kedua simulasi rangkaian diatas sama-sama menggunakan IC yang sama dalam pencacah Naik ataupun Turun. Namun yang membedakan-nya adalah letak dan cara menghubungkan setiap kaki IC nya. Dimana untuk mendapatkan keluaran yang diinginkan harus di sesuaikan dengan perintah masukan. Untuk Counter Up masukan-nya haruslah kaki IC yang memiliki perintah pencacah naik. Yaitu menggunakan kaki 5 ( perintah UP ) pada IC 74LS192. Demikian hal-nya dengan Counter Down, menggunakan kaki 4 ( perintah Down) pada IC 74LS192.
Untuk mengatur kecepatan dari keluaran bilangan decimal di atur oleh IC Timer 555 (Clock) yang digunakan.
     Pada simulasi rangkaian counter up/down diatas, fungsi dari IC 74LS192 adalah sebagai penerima masukan dari IC Timer 555 (Clock) untuk mencacah bilangan biner. Sedangkan kegunaan IC 74LS48 adalah sebagai penerjemah dari IC 74LS192. Dimana yang diterjemahkan dalam hal ini adalah bilangan biner. Bilangan biner ini akan di konversi menjadi bilangan decimal.
     Simulasi rangkaian counter up/down ini bias dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Dalam rangkaian diatas, penulis hanya membuat simulasi pencacah sampai angka decimal ratusan. Untuk membuat pencacah yang lebih dari ratusan, tentunya diperlukan IC yang lebih banyak dari simulasi yang telah dibuat. Dan itu semua tergantung dengan apa yang hendak di simulasikan.

2.5. Aplikasi Counter Up/Down Dalam Kehidupan Sehari-sehari
  • Waktu pengatur lalu lintas (Traffic Lamp/lampu merah)
  • Jam digital
  • stopwatch

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
               Hasil simulasi dengan bantuan software Proteus dari rangkaian elektronika digital sangat membantu untuk mempermudah dalam menerangkan prinsip dan proses kerja suatu rangkaian counter up/down.
Dalam simulasi rangkaian counter up dan counter down, memiliki perbedaan perintah masukan, perintah ini tentunya juga akan membedakan keluaran yang di tampilkan seven segment common cathoda. Counter up memiliki keluaran pencacah dari angak desimal terkecil menuju angka desimal terbesar. Sedangkan Counter Down memiliki keluaran yang sebaliknya.

3.2. Saran
            Makalah ini berisikan tentang Counter Up/Down serta salah satu contoh simulasi rangkaian-nya. Semoga dengan isi makalah, pembaca lebih memahami bagaiamana yang dimaksud dengan counter up/down. Makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati meminta masukan dan kritikan yang dapat membangun dan bermanfaat untuk mengembangkan isi dari makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Http:// Rangkaian Penghitung Digital Dengan Menggunakan Ic Jenis Ttl Tipe Sn74lsxx.Html
http://Rangkaian Counter Down-Up Otomatis 7 Segment Display Elektro.html
http:// Membuat Alat Counter Down Otomatis dengan 7 Segment   I-TECH.html

Copyright © 2009 Blog Materi Belajar All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.