BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prinsip
ketidakpastian Heisenberg memperkenalkan suatu hubungan
timbal balik antara posisi dan momentum. Jika nilai
posisi elektron diketahui dengan tingkat akurasi yang tinggi, maka nilai
momentum elektron elektron akan tidak pasti, dan sebaliknya. Menurut de Broglie
suatu partikel yang memiliki momentum p jika dipandang sebagai gelombang,
mempunyai panjang gelombang. Panjang gelombang ini disebut panjang
gelombang de Broglie. Karena itu, panjang gelombang de Broglie berbanding
terbalik dengan massa dan laju partikel.
Sifat
partikel dan gelombang suatu materi tidak tampak sekaligus, sifat yang tampak
jelas tergantung pada perbandingan panjang gelombang de Broglie dengan
dimensinya serta dimensi sesuatu yang berinteraksi dengannya. Pertikel yang
bergerak memiliki sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori ini adalah petir
dan kilat. Kilat akan lebih dulu terjadi daripada petir. Kilat menunjukan sifat
gelombang berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat pertikel berbentuk
suara.
Teori Fisika
Utama teori mekanika klasik dapat menjelaskan pergerakan benda dengan
tepat, asalkan benda ini lebih besar daripada atom dan bergerak dengan
kecepatan jauh lebih lambat daripada kecepatan cahaya. Teori-teori ini masih
terus diteliti; contohnya, aspek mengagumkan dari mekanika klasik yang dikenal
sebagai teori chaos ditemukan pada abad kedua puluh, tiga abad setelah
dirumuskan oleh Isaac Newton. Namun, hanya sedikit fisikawan yang menganggap
teori-teori dasar ini menyimpang. Oleh karena itu, teori-teori tersebut
digunakan sebagai dasar penelitian menuju topik yang lebih khusus, dan semua
pelaku fisika, apa pun spesialisasinya, diharapkan memahami teori-teori
tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
Sejarah Prinsip Ketidakpastian Heisenberg ?
2. Bagaimana
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg?
3. Bagaimana
Sejarah Hipotesis De Broglie ?
4. Bagaimana Prinsip Hipotesis De Broglie ?
C. Tujuan
1. Mengetahui
Bagaimana Sejarah Prinsip Ketidakpastian Heisenberg
2. Mengetahui
Bagaimana Prinsip Ketidakpastian Heisenberg
3. Mengetahui
Bagaimana Sejarah Hipotesis De Broglie
4. Mengetahui
Bagaimana Hipotesis De Broglie
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Prinsip Ketidakpastian Heisenberg
Di
tahun 1925 Werner Heisenberg mengajukan rumus baru di bidang fisika, suatu
rumus yang teramat sangat radikal, jauh berbeda dalam pokok konsep dengan rumus
klasik Newton. Teori rumus baru ini sesudah mengalami beberapa perbaikan
oleh orang-orang sesudah Heisenberg sungguh berhasil dan cemerlang. Rumus
itu hingga kini bukan cuma diterima melainkan digunakan terhadap semua sistem
fisika, tak peduli yang macam apa dan dari yang ukuran bagaimanapun.
Dapat
dibuktikan secara matematik, sepanjang pengamatan hanya dengan menggunakan
sistem makroskopik, perkiraan kuantum mekanika berbeda dengan mekanika klasik
dalam jumlah yang terlampau kecil untuk diukur. (Atas dasar alasan ini,
mekanika klasik yang secara matematik lebih sederhana daripada kuanturn mekanika
masih dapat dipakai untuk kebanyakan perhitungan ilmiah). Tetapi, jika
berurusan dengan sistem dimensi atom, perkiraan tentang kuantum mekanika sangat
berbeda dengan mekanika klasik. Percobaan-percobaan membuktikan bahwa perkiraan
mengenai kuantum mekanika adalah benar.
Salah
satu konsekuensi dari teori Heisenberg adalah "prinsip
ketidakpastian" yang dirumuskannya sendiri di tahun 1927. Prinsip itu
umumnya dianggap salah satu prinsip yang paling mendalam di bidang ilmiah dan
yang paling mempunyai daya jangkau yang lebih jauh. Dalam praktek, apa yang
diterapkan lewat penggunaan "prinsip ketidakpastian" ini adalah
mengkhususkan batas-batas teoritis tertentu terhadap kesanggupan kita membuat
ukuran-ukuran ilmiah. Akibat pengaruh dari sistem ini sangat dahsyat. Apabila
hukum dasar fisika menghambat seorang ilmuwan bahkan dalam keadaan yang ideal
sekalipun mendapatkan pengetahuan yang cermat dari suatu penyelidikan, ini
disebabkan karena sifat-sifat masa depan dari sistem itu tidak sepenuhnya bisa
diramalkan.
Menurut
"prinsip ketidakpastian," tak akan ada perbaikan pada peralatan ukur
kita yang akan mengijinkan kita mengungguli kesulitan, ini. "Prinsip
ketidakpastian" ini menjamin bahwa fisika, dalam keadaannya yang lumrah,
tak sanggup membikin lebih dari sekedar dugaan-dugaan statistik. Seorang
ilmuwan yang menyelidiki radioaktivitas, misalnya, mungkin mampu menduga bahwa
satu dari setriliun atom radium, dua juta akan mengeluarkan sinar gamma dalam
waktu sehari sesudahnya. Tetapi, Heisenberg sendiri tidak bisa menaksir apakah
ada atom radium yang khusus yang akan berbuat begitu. Dalam banyak hal yang
praktis, ini bukannya satu pembatasan yang ketat. Bilamana menyangkut jumlah
besar, metoda statistik sering mampu menyuguhkan basis pijakan yang dapat
dipercaya untuk sesuatu langkah. Tetapi, jika menyangkut jumlah dari
ukuran kecil, soalnya jadi lain. Di sini "prinsip ketidakpastian"
memaksa kita menghindar dari gagasan sebab-akibat fisika yang ketat. Ini
mengedepankan suatu perubahan yang amat mendasar dalam pokok filosofi ilmiah.
Begitu mendasarnya sampai-sampai ilmuwan besar Einstein tak pernah mau terima prinsip
ini. "Saya tidak percaya," suatu waktu Einstein berkata, "bahwa
Tuhan main-main dengan kehancuran alam semesta."
Untuk file lengkapnya klik link berikut ini...
No comments:
Post a Comment